Apa Itu P2P Lending dan Bagaimana Cara Kerjanya?
4 mins read

Apa Itu P2P Lending dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Peer-to-peer lending atau P2P lending menjadi salah satu jenis investasi yang kini mulai dikenal masyarakat luas. Dengan modal awal mulai dari Rp100 ribuan, P2P lending bisa jadi jenis investasi untuk gaji kecil yang cukup menguntungkan.

P2P lending sendiri sebenarnya tidak jauh berbeda dengan sistem peminjaman uang konvensional di mana pemodal bisa meminjamkan sebagian dana pada calon peminjam. Pemilik modal pun nantinya sama- sama bisa mendapatkan untung berupa bunga yang dibayarkan dalam jangka waktu tertentu.

Nah, bagi yang ingin tahu penjelasan lengkapnya, simak dulu yuk apa itu P2P lending dan bagaimana cara kerjanya!

Apa Itu P2P Lending?

Secara singkat, P2P lending adalah platform yang investasi yang memiliki modal dengan mereka yang sedang mencari pinjaman dana.

Berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No.77/POJK.01/2016, fintech peer-to-peer lending (P2P lending) dapat diartikan sebagai layanan pinjam meminjam uang dalam mata uang rupiah secara langsung antara pemberi pinjaman (lender) dan penerima pinjaman (borrower) berbasis teknologi informasi. Karena itulah, Fintech P2P lending juga disebut sebagai Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi (LPMUBTI).

Selain mempertemukan kedua belah pihak, platform P2P lending juga memiliki beberapa tugas lainnya seperti menyeleksi calon peminjam sebelum memasarkannya pada investor yang terdaftar pada platform mereka. Selain itu mereka juga melakukan beberapa langkah antisipasi agar risiko gagal bayar dapat ditekan, memberi arahan agar bisnis yang didanai berjalan lancar, serta memastikan pemberi dana mendapatkan keuntungan.

Dibandingkan dengan skema pinjam-meminjam uang lainnya, P2P memiliki beberapa keunikan tersendiri. Pertama, pemberi pinjaman dapat memilih sendiri proyek yang ingin mereka danai. Hal ini bisa dilakukan setelah melihat profil peminjam serta analisis dari pihak P2P lending yang sudah melakukan seleksi ketat terhadap calon peminjam.

Bagi peminjam dana, skema P2P lending juga memberikan mereka alternatif yang lebih mudah untuk mendapatkan pinjaman tanpa syarat yang terlalu ketat. Selain itu prosesnya pun lebih cepat dan memiliki jangkauan yang luas hingga ke pelosok-pelosok desa.

Cara Kerja P2P Lending

  1. Hal pertama yang perlu dilakukan adalah melakukan registrasi keanggotaan. Hal ini bisa dilakukan melalui website resmi atau aplikasi P2P lending yang khusus dibuat untuk perangkat genggam.
  2. Calon peminjam mengajukan peminjaman dengan terlebih dahulu melengkapi informasi yang dibutuhkan melalui aplikasi pinjaman.
  3. Pihak penyelenggara P2P lending nantinya akan melakukan analisa sebelum menyetujui pinjaman dan menawarkannya kepada pemiik dana
  4. Peminjam dana yang sudah disetujui nanitnya akan ditempatkan pada marketplace P2P lending secara online, lengkap dengan profil serta informasi penting seputar proyek yang bisa didanai
  5. Pemilik dana nantinya bisa melihat semua calon peminjam pada marketplace P2P lending dan melakukan analisa dan seleksi menggunakan informasi serta tingkat risiko yang telah disediakan pihak penyelenggara P2P lending.
  6. Selanjutnya, investor bisa melakukan pendanaan pada proyek yang diinginkan melalui platform P2P lending
  7. Setelah memenuhi kuota, dana pinjaman akan diserahkan kepada peminjam. Peminjam dana nantinya harus mengembalikan dana lengkap dengan bunga sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati
  8. Setelah masa pinjaman selesai, investor akan menerima dana pengembalian pinjaman melalui platform P2P lending.

Risiko P2P Lending

Sama seperti layanan keuangan manpun, P2P lending pun memiliki risiko yang patut diwasapadai.

Pertama adalah masalah penipuan. Saat ini ada cukup banyak layanan P2P lending yang bisa dipilih, namun tidak semua layanan tersebut dapat dipercaya sepenuhnya. Agar tidak salah pilih, pastikan memilih layanan P2P lending yang sudah terdaftar resmi di OJK. Selain itu cek pula latar belakang perusahaan dan tidak ada salahnya melihat review dari para pengguna sebelumnya.

Risiko lain yang patut diwaspadai adalah gagal bayar. Bila hal ini terjadi, maka uang yang kita pinjamkan pun malah bisa berakhir dengan kerugian.

Untuk meminimalisir hal ini, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan. Pertama, kita bisa memilih layanan P2P lending yang memiliki nilai TKB90 mendekati 100%. Nilai ini bisa kita lihat ditampilkan di halaman muka website P2P lending. Semakin besar nilai TKB90, semakin rendah pula risiko gagal bayar dari peminjam dana.

Selain itu kita bisa mengaktifkan proteksi dana yang akan menjamin pengembalian sebagian dana agar kita tidak kehilangan seluruh dana yang diinvestasikan. Terakhir, kita bisa melakukan diversifikasi dan menginvestasikan dana pada proyek dengan tingkat risiko yang berbeda-beda.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *