Tips Mencari Modal Usaha tanpa Harus Pinjam ke Bank
Salah satu faktor penting sebelum memulai usaha sendiri adalah modal. Tidak hanya itu, keberadaan modal juga penting bagi mereka yang ingin memperluas jaringan bisnis yang sudah ada. Tanpa modal yang cukup, rasanya sulit untuk bisa mewujudkan impian kita untuk memiliki usaha sendiri.
Besar atau tidaknya modal sendiri tergantung jenis usaha yang akan kita lakukan. Sebagai contoh bila kita menjual pulsa dan paket data secara rumahan, modal yang kita butuhkan mungkin tidak akan terlalu besar. Namun jika kita sampai menyewa kios dan mengisi kios tersebut dengan kartu perdana, smartphone, hingga aksesoris handphone, maka modal yang kita butuhkan akan jauh lebih besar.
Salah satu sumber dana yang umumnya kita ingat ketika berbicara pinjam meminjam uang adalah bank. Dengan memenuhi beberapa syarat tertentu, bank dapat memberikan pinjaman uang cepat dengan nominal yang bisa disesuaikan dengan jaminan dan kebutuhan usaha kita. Namun tidak semua memilih bank karena banyak yang merasa persyaratannya cukup sulit, dan denda yang dikenakan bisa cukup mencekik bila kita telat membayar cicilan pinjaman.
Untuk kamu yang mencari alternatif selain bank, ternyata ada banyak cara lho yang bisa dilakukan untuk mendapatkan modal. Apalagi di era digital semacam ini, opsinya semakin beragam.
8 Tips Mencari Modal Usaha tanpa Harus Pinjam ke Bank
1. Tabungan
Salah satu cara rendah resiko yang bisa kamu coba adalah dengan mengumpulkan modal usaha kamu sendiri. Dengan menyisihkan sebagaian penghasilan kamu per bulannya, kamu bisa mendanai usaha kamu sendiri tanpa harus meminjam ke siapa pun.
Untuk melakukan hal ini pastikan kamu sudah mengetahui besarnya dana yang kamu butuhkan. Setelah itu tentukan target kapan kamu bisa memulai usaha. Jadi bila kamu tahu bahwa kamu membutuhkan modal Rp9.000.000 dan kamu ingin memulai usaha dalam satu tahun, maka per bulannya kamu harus bisa menyisihkan Rp750.000. Bila kamu sulit untuk mengejar target ini, kombinasikan tabungan dengan cara mencari modal lain di bawah ini.
2. Jual aset dan barang berharga
Jika kamu memiliki aset atau barang berharga lain yang jarang kamu gunakan, benda-benda ini bisa kamu jual untuk menambah modal usaha kamu. Barang-barang seperti gadget, jam tangan, sepatu dan tas branded, kamera, atau perhiasan dapat dijual sementara sebagai penambah modal usaha.
Bila kamu memiliki kendaraan dan jarang menggunakannya, ada baiknya kamu menjualnya saja. Dengan banyaknya moda transportasi online yang kini menjamur, bisa jadi menyewa kendaraan justru akan lebih murah meski dalam jangka waktu yang lama. Dan bila kelak kamu sudah balik modal, kamu bisa membeli kendaraan baru untuk mengganti kendaraan lama.
3. Menggadaikan aset dan barang berharga
Jika kamu masih belum ingin menjual barang berharga, opsi lain adalah menggadaikannya. Dengan begitu kamu punya kesempatan untuk menebus barang berharga yang kamu gadaikan tersebut setelah pinjaman dilunasi. Proses pegadaian sendiri kini cukup cepat dengan bunga yang relatif kecil, jadi patut kamu pertimbangkan bila ingin mencari modal usaha sendiri.
4. Pinjam ke keluarga
Meski jumlah pinjamannya tidak sebesar bank, meminjam uang ke keluarga sebagai modal usaha memiliki beberapa keuntungan. Selain umumnya tidak dikenakan biaya, tempo pembayaran juga sedikit lebih longgar dibanding meminjam ke pihak lain. Meski masih keluarga dekat, kamu tetap harus melunasi pinjaman kamu yah!
5. Patungan dengan orang lain
Bila kamu merasa berat untuk memodali semua usaha kamu sendiri, kamu bisa menjual ide usaha kamu kepada teman dekat untuk mendapatkan tambahan modal. Dengan cara ini modal usaha bisa terkumpul lebih cepat dibanding menabung sendiri. Meski berpartner dengan teman sendiri, ada baiknya kamu tetap membuat perjanjian hitam di atas putih untuk menghindari masalah dan konflik di kemudian hari.
6. Crowdfunding / Crowdlending
Sesuai dengan namanya, crowdfunding adalah cara untuk mengumpulkan dana dengan cara mencari orang lain yang bisa menjadi sponsor usaha kita. Sama seperti patungan, hanya saja proyek kamu bersifat lebih terbuka dan setiap orang bisa mendanai usaha yang kamu ajukan. Untuk setiap donatur, biasanya akan ada reward tersendiri untuk setiap proyek yang mereka ‘danai’.
Crowdfunding sendiri sudah menjadi hal yang umum di luar negeri, salah satu contoh yang terkenal adalah situs kickstarter. Di Indonesia sendiri crowdfunding rasanya tidak begitu populer karena sistem pemberian uang kepada orang lain semacam ini adalah konsep yang masih asing. Karena itulah sistem crowdfunding umumnya lebih populer digunakan untuk mengumpulkan donasi seperti KitaBisa atau AyoPeduli.
Di Indonesia sendiri yang paling ngetrend adalah crowdlending di mana seseorang dapat menginvestasikan uangnya pada usaha tertentu dengan imbalan keuntungan. Situs-situs semacam ini cukup banyak di Indonesia, seperti Crowde, ModalKu, hingga GandengTangan. Pastikan saja situs tersebut sudah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) agar investasi kamu terlindungi.
7. Dana hibah perusahaan
Sekarang ini, sudah banyak perusahaan yang memberikan dana hibah dalam bentuk Corporate Social Responsibility (CSR). Biasanya mereka akan memberikan dana dalam bentuk kompetisi kreatif dan inovatif untuk membantu perekonomian masyarakat dan badan usaha mikro.
Meski begitu kadang ruang lingkupnya cukup kecil dan hanya berkisar di sekitar tempat perusahaan tersebut berada. Namun bila kamu mendapatkannya, jumlah pinjaman yang dikucurkan terbilang cukup besar.
8. Modal dari Konsumen
Mendapatkan modal dari konsumen bukanlah hal yang mustahil. Pada beberapa jenis usaha tertentu seperti bisnis kuliner seperti catering atau menerima orderan kue, kita bisa meminta DP terlebih dahulu kepada konsumen yang memesan. Uang tersebut bisa digunakan untuk memodali bisnis kita seperti membeli bahan-bahan terlebih dahulu. Setelah pesanan selesai dan diterima, konsumen tinggal membayar kekurangannya.