penyebab gondongan pada anak dan bagaimana cara mengatasinya

“Bunda, pipinya sakit!” Gtu tuh kata anakku beberapa hari yang lalu. “Tuh, kebanyakan niupin balon sih!” Jawab bundanya yang gemes karena memang waktu itu si kecil terus-terusan niupin balon.

Gak berapa lama, si kecil mulai panas dan pusing. Duh, kasihan juga lagi musim virus corona gini malah sakit. Jujur aja saya dan istri nyangkanya si kecil demam biasa aja. Tapi berhubung terus-terusan ngomong kalau pipinya sakit, jadi curiga kalau si kecil kena gondongan.

Duh, lama banget gak pernah lihat orang lagi sakit gondongan. Makanya di awal sakit gak ngeh kalau si kecil ternyata lagi kena penyakit itu. Setelah lihat ada bengkak di bawah telinga baru sadar kalau memang ternyata sakitnya bukan demam biasa.

Penyebab Gondongan

Penasaran gondongan disebabkan oleh apa, saya jadi iseng-iseng browsing. Bukan karena kebanyakan niup balon, gondongan ternyata disebabkan oleh infeksi virus paramyxovirus, #duh.

Virus ini sendiri menyebar melalui droplet, alias percikan liur dan lendir yang keluar dari mulut dan hidung penderitanya. Droplet ini bisa saja menempel pada benda-benda di sekitar penderita. Kalau virusnya masih bertahan, virus tersebut dapat menginfeksi orang-orang yang masih belum kebal terhadap virus ini.

Orang yang bisa terkena gondongan pun tidak cuma balita di bawah 5 tahun saja. Anak kecil di usia yang lebih tua pun bisa kena. Bahkan ibu hamil sampai orang dewasa pun masih bisa terinfeksi virus ini jika daya tahan tubuhnya lemah dan belum mendapatkan vaksin MMR.

Gejala Gondongan

Gejala gondongan tidak akan langsung dirasakan oleh penderita, namun beberapa hari hingga 2 minggu setelah terinfeksi virus.

Virus yang hinggap di korbannya akan menetap, berkembang biak dan menyebabkan peradangan pada kelenjar parotis. Makanya penderita gondongan punya ciri khas ada benjolan/bengkak di bawah telinga. Bengkak bisa muncul di salah satu sisi atau kedua sisi leher.

Selain bengkak tersebut, beberapa gejala lain yang jug timbul saat terkena penyakit gondongan antara lain:

  • Demam
  • Nyeri saat mengunyah atau menelan makanan
  • Nafsu makan yang berkurang
  • Sakit kepala
  • Mulut kering
  • Nyeri sendi
  • Nyeri perut

Pada beberapa kasus, ada beberapa orang yang tidak mengalami gejala apapun selain sakit pada bagian leher dan di bawah telinga. Namun pada kasus yang lebih parah, gondongan bisa menyebabkan gejala yang lebih serius seperti:

  • Sakit kepala berat
  • Leher terasa kaku
  • Kelelahan
  • Kejang
  • Pingsan

Selain menyerang kelenjar parotis, virus paramyxovirus penyebab gondongan juga bisa menyebar dan menginfeksi bagian tubuh lain. Hal ini dapat menyebabkan beberapa komplikasi, seperti:

  • Radang testis (orchitis)
  • Pembengkakan indung telur atau ovarium
  • Radang kelenjar payudara (mastitis)
  • Pankreatitis akut
  • Radang selaput otak dan saraf tulang belakang (meningitis)
  • Radang otak (ensefalitis)

Pada beberapa penderita, gondongan bahkan dapat menyebabkan tuli, gangguan jantung, hingga keguguran. Komplikasi ini memang jarang terjadi, namun jika mengalami gejala sakit yang berat, ada baiknya segera diperiksakan ke dokter.

Cara Mengobati Gondongan pada Anak dan balita

Satu hal yang saya ingat ketika kecil, cara mengobati gondongan pada anak dan balita biasanya dengan menggunakan blau/blao. Blau yang berwarna biru dan biasa dipakai untuk mencuci di basahkan dan dioleskan pada area leher, pipi, dan bagian lain yang terasa sakit.

Usut punya usut, ternyata pengobatan dengan blau ternyata tidak tepat secara medis!

Perawatan gondongan pada anak sendiri tergantung pada gejala, usia, dan kondisi kesehatannya. Karena penyakit ini disebabkan oleh virus, maka pengobatan yang dilakukan hanya dilakukan untuk mengurangi gejalanya dan meningkatkan kembali sistem kekebalan tubuh.

Dalam banyak kasus, gondongan akan pulih dengan sendirinya dalam waktu 10-14 hari. dan jika sudah pernah terkena virus ini, jarang penyakit gondongan bisa kembali lagi.

Untuk mengobati gondongan pada anak dan membantu meringankan gejalanya, kita bisa melakukan beberapa hal sebagai berikut:

  • Memperbanyak waktu istirahat.
  • Memastikan anak mengonsumsi banyak air putih untuk membantu menurunkan demam dan mengatasi dehidrasi akibat demam.
  • Mengompres area yang bengkak dengan kompres hangat atau kompres dingin untuk meredakan rasa sakit/nyeri yang ditimbulkan.
  • Memberi anak makanan yang lunak dan mudah ditelan, seperti bubur atau sup.
  • Hindari makanan atau minuman yang asam, seperti jus jeruk, lemon, atau buah-buahan masam agar tidak membuat si anak nyeri.
  • Mengonsumsi obat pereda demam dan nyeri, seperti ibuprofen dan paracetamol

Mengobati Gondongan dengan Bahan-Bahan alami

Selain memberi anak obat dari apotik, ada juga beberapa bahan alami yang bisa digunakan untuk mengurangi gejala gondongan pada anak.

Sebagai contoh, kandungan allicin dalam bawang putih membuatnya menjadi bahan alami untuk meningkatkan daya tahan tubuh yang bisa membantu mengurangi gejala gondongan. Untuk memakainya, kita bisa menambahkan bawang putih secukupnya pada makanan anak.

Contoh lain obat alami untuk gondongan adalah lidah buaya. Hal ini bisa dilakukan dengan mengkompress bagian yang mengalmi pembengkakan dengan daging lidah buaya.

Pencegahan Gondongan

Penyakit gondongan sebenarnya bisa dicegah dengan memberikan imunisasi MMR (measles, mumps, rubella) pada anak. Sesuai dengan namanya, vaksin ini berfungsi untuk melindungi tubuh anak dari penyakit campak, gondongan, dan rubella.

Vaksin ini umumnya diberikan kepada anak sebanyak 2 kali, yaitu saat anak berusia 1 1/2 tahun dan saat mereka berusia 5 tahun. Namun jika belum sempat melakukan imunisasi sejak dini, vaksin pertama masih bisa diberikan hingga anak berusia 3 tahun.

Tidak hanya untuk anak-anak, vaksin ini juga bisa diberikan kepada orang dewasa, terutama bagi mereka yang beresiko tinggi terpapar irus penyebab gondongan.

Meski begitu orang dewasa yang menderita gangguan sistem kekebalan tubuh tidak dianjurkan untuk menjalani imunisasi MMR. Begitu pula dengan mereka yang alergi terhadap beberapa kandungan dalam vaksin seperti geltin atau neomycin.

Selain melalui vaksinasi, pencegahan peenyakit gondongan juga bisa dilakukan dengan menjaga kebersihan diri, rajin mencuci tangan, dan tidak berbagi peralatan makan dengan penderita gondongan.

Dan jika mengalami gondongan, kita bisa mencegah penularannya dengan berada di rumah saja selama 5 hari setelah gejala pertama muncul. Selain itu kita juga bisa menutup mulut dan hidung dengan tisu atau kain saat bersin dan batuk.

Referensi:

  • https://www.alodokter.com/gondongan
  • https://www.halodoc.com/artikel/adakah-obat-gondongan-alami-untuk-anak
  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/322944#diagnosis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Share via
Copy link
Powered by Social Snap