Mengenal Konsep Lagom yang Jadi Kunci Kebahagiaan Masyarakat Swedia
Jika kamu pernah melihat daftar negara paling bahagia di dunia, kamu bisa menemukan negara-negara Skandinavia pada daftar teratas, salah satunya adalah Swedia.
Menghitung beberapa faktor dalam menentukannya, ini artinya masyarakat Swedia puas dengan kehidupan pribadi maupun pekerjaan mereka.
Hal ini tentu menarik dan membuat kita penasaran bukan, apa yang membuat mereka bisa merasa bahagia?
Ternyata salah satu kuncinya adalah penerapan konsep Lagom yang kini banyak coba diadopsi warga dari penjuru dunia lainnya.
Apa Itu Lagom?
Lagom merupakan istilah yang dapat diartikan, “not too little, not too much”, yang dalam bahasa Indonesia bisa diartikan sebagai “pas.”
Meski kedengarannya sederhana, konsep ini banyak diterapkan pada kehidupan warga Swedia sehari-hari, baik dalam melakukan kegiatan sehari-hari maupun dalam pekerjaan mereka.
Konsep Lagom sendiri mengusung gaya minimalis dan penerapan keseimbangan yang tepat antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Konsep tersebut cukup berbeda dibanding negara Skandinavia lain seperti Denmark atau Norwegia yang menerapkan gaya hidup hygge yang dokus pada aspek kenyamanan dan kepuasan pribadi yang cenderung membuat mereka konsumtif.
Cara Menerapkan Konsep Lagom dalam Kehidupan Sehari-Hari
1. Memiliki Mindset yang Positif
Memiliki mindset yang positif adalah kunci untuk mencapai ‘keseimbangan’ yang ada pada gaya hidup Lagom. Jadi meski berada pada situasi yang tidak menguntungkan pun kita harus bisa menangkap hal positif, mampu belajar dari pengalaman, serta tetap menyelaraskan diri dengan dunia di sekitar kita.
Dengan konsep semacam ini, kita bisa menemukan kebahagiaan dengan mudah, bahkan di tempat tersembunyi yang sebelumnya tidak kita sadari. Hal ini semakin relevan dengan gaya hidup modern saat ini yang selalu menuntut kita sehingga kita jarang memperhatikan hal-hal kecil di sekitar kita yang bisa membuat kita merasa bahagia.
2. Menyeimbangkan Tidur dan Olahraga
Cara untuk menerapkan konsep Logam selanjutnya adalah dengan mencari waktu untuk olahraga dan istirahat. Kedua kegiatan ini dapat membantu kita untuk bersantai, mengisi energi, menjernihkan pikiran, dan memberikan semangat positif setiap harinya.
Satu fakta yang menarik, orang-orang Swedia bekerja dalam jam yang lebih sedikit dibanding negara lain di dunia. Mereka bahkan menganggap jam lembur sebagai sesuatu yang aneh dan memiliki arti bahwa kita tidak efisien dalam bekerja.
Karena itulah mereka bisa memiliki lebih banyak waktu untuk melakukan hal lain yang bisa mengisi energi mereka kembali, salah satunya adalah dengan istirahat yang cukup dan melakukan kegiatan olahraga.
3. Belajar Mendengarkan
Jika kamu pernah bicara dengan orang Swedia, kamu akan mendapati mereka yang jarang menyerobot pembicaraan orang lain. Percakapan bahkan dilakukan dengan nada yang tidak mengganggu orang lain di sekitar mereka. Mereka bahkan tidak canggung jika orang yang diajak berbicara terdiam dan tidak memiliki hal lain untuk disampaikan.
Dengan menggunakan konsep Lagom, setiap orang memiliki kesempatan untuk berbicaranya masing-masing. Jadi kamu tidak perlu menjadi orang dengan suara paling kencang agar didengar orang lain.
4. Kesederhanaan
Konsep Lagom yang fokus pada kesederhanaan juga dapat dilihat dari produk-produk yang mereka buat dan gunakan. Misalnya saat memilih perabotan untuk rumah, orang Swedia lebih memilih furnitur yang simpel namun memiliki fungsi yang baik. Hal ini tercermin pada salah satu produsen furnitur terkenal asal Swedia, IKEA, yang banyak menerapkan konsep ini pada semua produk mereka.
5. Tidak Melihat Ketidaksempurnaan sebagai Sesuatu yang Buruk
Bagi sebagian orang, meraih kesempurnaan adalah tujuan akhir yang harus dicapai. Orang-orang yang perfeksionis seringkali memacu diri mereka sendiri dengan keras untuk dapat menghasilkan sesuatu yang mereka anggap sempurna.
Meski tidak menganggapnya buruk, orang yang menerapkan konsep Lagom tidak melihat kesempurnaan sebagai sebuah tujuan yang baik, apalagi jika hal tersebut menimbulkan dampak negatif dan tidak bisa terus-menerus dilakukan.
Dibanding membuat sesuatu yang sempurna, konsep Lagom mengajarkan mereka untuk membuat sesuatu yang bekerja dengan baik. Peningkatan kualitas dilakukan secara perlahan step-by-step dengan melihat keberlanjutan dalam proses pembuatannya.
6. Berbuat Kebaikan pada Orang Lain
Menggunakan prinspi Lagom, berbuat kebaikan tidak perlu dilakukan dengan memberikan hadiah mahal atau semacamnya. Terkadang gestur ringan yang lebih sering dilakukan akan memberi arti yang lebih besar dan sama-sama bisa membahagiakan orang lain.